stkq.alhikamdepok – Pesantren Al-Hikam Depok baru saja memperingati haul sang muassis Almaghfurlah Abah Hasyim Muzadi yang ke-7.
Acara puncak yang akan dilaksanakan pada 3 Maret 2024 diawali dengan beberapa rangkaian pra-haul yang diadakan oleh organisasi-organisasi di bawah naungan Al-Hikam, seperti DEMA Putra dan Putri STKQ Al-Hikam.
Pada momentum penting ini kolaborasi gabungan antara DEMA Putra dan Putri mendatangkan seorang da’i sekaligus penulis dari Jakarta, Ustadz Ahmad Zahrudin M. Nafis.
Seminar yang bertemakan ‘Pena Santri : Sumbangsih Santri kepada Kyai dan Negeri’ melibatkan seluruh mahasantri Pesantren Al-Hikam, (1/3/2024).
“Para ulama dulu senang menulis karena ketika mereka meninggal, maka mereka akan dikenal melalui karya tulisnya itu”, tutur beliau untuk mengawali seminar kali ini.
Baca Juga: Bedah 2 Buku: STKQ Al-Hikam Asah Kemampuan Literasi dan Analisis Mahasiswa
Kemudian beliau melanjutkan, “Nah cara awal memulai sebuah tulisan adalah dengan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, kemudian ketika ilmu itu sudah full baru ia akan bisa dituangkan menjadi sebuah tulisan”.
Sesuai tema yang diangkat pada seminar kali ini, itu adalah salah satu poin penting yang beliau sampaikan pada para mahasantri Al-Hikam. Hal ini sesuai dengan perkataan Imam Asy-Syafi’i dalam sebuah karya tulisnya.
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ
قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
“ Ilmu itu buruan dan menulis adalah talinya. Maka, ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat .”
Beliau juga menambahkan bahwa ciri-ciri orang yang menuntut ilmu minimal ada tiga, hadir terlebih dahulu sebelum guru masuk ke majelis, duduk paling depan, dan tidak main-main dalam menuntut ilmu.
Selain perihal menulis, beliau juga memberikan banyak nasehat berkenaan dengan hafalan dan beberapa hal penting seputar menuntut ilmu.
“Yang paling penting untuk kalian ingat, bahwasannya kesalihan itu tidak sah tanpa ilmu di dalamnya”, tutur beliau di penghujung acara.