Alumni STKQ Al-Hikam Terima Undangan Menjadi Imam di Jepang

stkq.alhikamdepok – Ahad (14/10/2023), Nasril Albab Mochamad, MA., alumni STKQ Al-Hikam sekaligus staf dewan asatiz telah menerima undangan prestisius menjadi Imam Masjid NU Taqwa, Ibaraki, Jepang.

Undangan ini diberikan kepada beliau setelah dihubungi langsung oleh Bapak Ahmad Munir, seorang staf di KBRI Tokyo. Beliau sebelumnya menjadi guarantor dalam program dakwah sebelumnya. “Atas permintaan dari Bapak K.H. Dr. M. Zahrul Muttaqin, Atase Kehutanan, Kedutaan Besar Indonesia Tokyo, dan kesediaan Bapak Muhammad Muharram Hidayat, Atase Pertanian, Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo, saya menerima tanggung jawab ini,” ungkap Ustaz Nasril.

Selain menjadi Imam di Masjid Indonesia-Tokyo (MIT) dan Masjid NU Taqwa di Ibaraki, beliau diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan Pesantren NU Pertama di Jepang dan kegiatan-kegiatan PCINU Jepang lainnya. Tercatat saat ini memiliki hampir 15 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Jepang.

Program Islamic Cultural Activities(ICA) ini diinisiasi oleh KBRI Tokyo bekerja sama dengan PCINU Jepang dengan masa kontrak awal satu tahun. Ini merupakan kali kedua beliau mendapatkan amanah seperti ini. Sebelumnya, beliau diminta untuk menjadi Imam di Masjid Nusantara Akihabara, Tokyo, yang dimiliki oleh Bapak H. Muhammad Anwar dan Masjid Al-Ikhlas KabukichoShinjuku, Tokyo. Hal ini, melalui perantara Sholahuddin, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Waseda, yang kebetulan juga alumni Pesantren Mahasiswa Al-Hikam (Pesma). Namun, program pertama tersebut hanya berlangsung selama tiga bulan.

BACA JUGA: Mahasiswi STKQ Al-Hikam Raih Beasiswa Non-Degree Ke Maroko

Meskipun fokus utamanya adalah di masjid dan PCINU, agenda umum dari program ini adalah untuk memperkenalkan Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin. Melalui pemahaman dan budaya Islam (Islamic cultural understanding and activities) yang benar ala Nahdlatul Ulama, baik kepada warga muslim Indonesia maupun warga Jepang.

Oleh karena itu, persiapan diri adalah hal yang sangat penting untuk mempersiapkan program-program yang akan dikembangkan di Jepang. “Terutama karena Islam di Jepang adalah minoritas, saya harus mempersiapkan pengetahuan terkait berbagai isu minoritas. Misal tata cara beribadah di negara minoritas Muslim, interaksi dengan non-muslim, penguatan pemahaman Islam (akidah dan syariat), dan lain sebagainya.” ungkap Ustaz Nasril.

Harapannya adalah bahwa peran Ustaz Nasril sebagai seorang Imam di Jepang akan membawa dampak positif dalam memperkuat pemahaman dan toleransi antaragama di Jepang. Selain itu, diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang dalam hal budaya dan agama.

Undangan ini juga menjadi inspirasi bagi para mahasiswa STKQ Al-Hikam Depok dan masyarakat Indonesia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama dan dedikasi pengembangannya yang kuat dapat membuka peluang yang tak terduga di tingkat internasional.

Referensi : walisongoonline.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *